Sebagai perempuan, berbelanja adalah aktivitas favorit setiap kali berkunjung ke negeri orang. Walau kadang tidak berbelanja, senang saja melihat berbagai barang yang dijual atau memperhatikan bagaimana warga setempat melakukan aktivitas jual beli. Ini juga berlaku saat saya berkunjung Seoul.
Kota yang pernah menjadi tuan rumah Piala Dunia 2002 ini punya beragam macam pasar, mulai dari pasar tradisional, pasar barang antik, pasar ikan, sampai pusat perbelanjaan modern alias mal.
Yang terakhir ini mungkin yang paling sering dikunjungi turis. Mal paling populer dikunjungi pastinya Coex, Lotte, dan kompleks mal Dongdaemun di mana pengunjung bisa puas berbelanja, keluar masuk mal lokal seperti Doota, Migliore, dan Hello apM hingga jam lima pagi.
Atau yang suka menongkrong, akan memilih kompleks pertokoan anak muda Myeongdong dan pasar seni Insadong sebagai target berbelanja. Sedangkan yang memiliki dana lebih, pasti akan langsung menjelajah pusat perbelanjaan super mewah di daerah Apkujong (Apkujong Rodeo Street, plus The Galleria) dan Cheongdam (Cheongdam Fashion Street).
Namun, ternyata saat mencari tempat-tempat berbelanja, saya sempat “nyasar” dan justru menemukan pasar-pasar unik.
Pasar Tradisional Dongdaemun
Untuk mencapai pasar ini, Anda bisa turun di stasiun Jongno-5 dari kereta jalur 1, pasar ini akan segera ditemukan begitu keluar dari pintu keluar. Berbeda dengan kompleks mal yang menawarkan suasana belanja yang nyaman, pasar tradisional Dongdaemun ini tidak ada AC dan suasananya ramai seperti pasar-pasar tradisional di sini. Bedanya hanya lapak-lapaknya saja yang lebih teratur dan jalan untuk lalu lalang orang lebih besar.
Berbelanja di sini, bagi turis seperti saya tentu saja akan kepentok dengan kesulitan berkomunikasi. Tapi, rasanya rugi juga jika tidak merasakan suasana pasar tradisional yang biasanya hanya saya lihat dalam acara variety 2 Days 1 Night (2D1N) itu.
Akhirnya, saya pun memutuskan untuk mencoba jajanan pasar di situ. Lagi-lagi, seperti Kang Ho Dong salah satu anggota 2D1N menjalankan misinya. Saya mencoba chupal dan sosis darah babi yang merupakan salah satu makanan khas warga Korea.
Yang menyenangkan berbelanja di pasar ini adalah menikmati gaya hidup warga Seoul langsung dan tentunya juga tidak terlalu menghabiskan dana, ketimbang mencoba makanan tradisional di restoran.
Pasar Loak Hwanghak-Dong
Lokasi pasar loak ini tidak jauh dari Dongdaemun. Untuk bisa mencapai pasar ini, naik kereta bawah tanah jalur 2 atau 6, dan berhenti di stasiun Sindang, di pintu keluar nomor 2. Berjalan sedikit menuju arah kantor Sindang, pasar ini bisa langsung ditemukan.
Pasar ini dikenal juga sebagai pasar Doggaebi atau pasar serba ada karena memang berbagai macam barang dijual di sekitar 500 toko yang tersebar di pasar loak ini. Seumur-umur saya tidak pernah melihat lensa dan kamera professional di lapak, kecuali di pasar ini.
Saya sama sekali tidak mengira akan berbelanja di sini tapi pada kenyataan saya agak kalap juga. Apalagi, untuk urusan DVD film Korea. Beberapa toko CD dan buku bekas ini ternyata menjual juga CD, DVD dan buku baru. Buku tidak mungkin dibeli karena kebanyakan buku dengan tulisan hanggul.
CD terpaksa dilewatkan karena saya keburu membeli di tempat lain. Harga DVD film yang dijual di sini sangatlah miring dibanding toko DVD yang berada di daerah mahasiswa, Sinchon, atau pasar stasiun bawah tanah (underground market) di Myeondong atau Gangnam.
Pasar Kaget Universitas Hongik
Daerah di depan universitas Hongik, yang merupakan kampus seni terbesar di Korea, merupakan tempat nongkrong favorit anak muda Seoul. Untuk mencapai kampus Hongik ini, bisa naik kereta bawah tanah jalur 2 dan keluar di pintu 5.
Daerah yang lebih populer disebut Hongdae ini terlihat lebih hidup di malam hari karena jejeran restoran, klab, bar dan kafé yang selalu padat dan penuh dengan berbagai acara menarik.
Yang menarik dari Hongdae ini adalah setiap Sabtu, di halaman bagian depan kampus berubah menjadi pasar kaget di mana siapapun – seniman, mahasiswa atau pedagang – menggelar lapak masing-masing dan menjual berbagai macam kerajian mulai dari kerajinan tangan, aksesoris, boneka, pakaian, tas, sampai peralatan rumah tangga.
Berhubung pasar ini digelar di ruangan terbuka, pasar ini sangat tergantung pada cuaca. Biasanya pasar ini ada mulai dari musim semi sampai gugur selesai (kira-kira Maret sampai November). Bukanya pun tidak dari pagi, tapi mulai dari jam 1 siang.
Yang menambah asyik berkeliling pasar kaget ini adalah banyaknya pengamen (band lengkap dengan amplifier atau hanya bermodal akustik) atau peragaan seni jalanan lainnya (pantomim) ditemui di beberapa sudut pasar ini. Jadi cukup dengan membeli es krim dan menonton musisi jalanan ini akan menjadi pengalaman berlibur yang menarik.
Oleh Syanne Susita ( id.berita.yahoo.com )
lo muslim, tp koq makan babi?
BalasHapusitu pasar kagetnya bersih banget :O ngecling gitu ga ada satupus kresek yang berseliweran.
BalasHapushttp://wwww.arilexshop.com
Interesting tours, Rekomended number one, Sis, thank you for the article
BalasHapus