MADRID – Real Madrid dan Cristiano Ronaldo kembali
mencetak rekor. Madrid memecahkan rekor poin terbanyak yang diraih klub
La Liga dalam semusim, yakni 100 poin, sementara satu gol CR7 ke gawang
Mallorca tadi malam membuatnya selalu mencetak gol terhadap 19 klub
Primera Division.
Nilai 100 poin yang diraih Madrid itu berasal dari 32 kali menang, empat kali seri, dan hanya dua kali kalah, yakni 0-1 dari Levante serta 1-3 dari Barcelona.
Dalam 38 pertandingan La Liga, Los Blancos berhasil mencetak 121 gol dan hanya kemasukan 32 gol. El Real pun menjadi tim tertajam di Liga Spanyol musim ini, di atas Barcelona yang hanya mencetak 114 gol.
Dari 121 gol tersebut, sebanyak 40 persen diantaranya atau 46 gol Madrid itu diciptakan oleh Cristiano Ronaldo. Catatan CR7 ini hanya kalah dari Lionel Messi yang akhirnya merebut El Pichichi dengan 50 gol.
Pada jornada pamungkas melawan Real Mallorca di Santiago Bernabeu pada Senin (14/5) dinihari WIB tadi, Madrid berhasil menang 4-1. Mesut Ozil menyumbang dua gol, sementara Karim Benzema dan CR7 masing-masing mencetak satu gol.
Satu gol Ronaldo itu membawanya jadi pemain pertama sepanjang sejarah La Liga yang berhasil mencetak gol kepada 19 tim di Liga Spanyol. Messi sendiri hanya berhasil mencetak gol terhadap 17 tim di La Liga musim ini.
Nilai 100 poin yang diraih Madrid itu berasal dari 32 kali menang, empat kali seri, dan hanya dua kali kalah, yakni 0-1 dari Levante serta 1-3 dari Barcelona.
Dalam 38 pertandingan La Liga, Los Blancos berhasil mencetak 121 gol dan hanya kemasukan 32 gol. El Real pun menjadi tim tertajam di Liga Spanyol musim ini, di atas Barcelona yang hanya mencetak 114 gol.
Dari 121 gol tersebut, sebanyak 40 persen diantaranya atau 46 gol Madrid itu diciptakan oleh Cristiano Ronaldo. Catatan CR7 ini hanya kalah dari Lionel Messi yang akhirnya merebut El Pichichi dengan 50 gol.
Pada jornada pamungkas melawan Real Mallorca di Santiago Bernabeu pada Senin (14/5) dinihari WIB tadi, Madrid berhasil menang 4-1. Mesut Ozil menyumbang dua gol, sementara Karim Benzema dan CR7 masing-masing mencetak satu gol.
Satu gol Ronaldo itu membawanya jadi pemain pertama sepanjang sejarah La Liga yang berhasil mencetak gol kepada 19 tim di Liga Spanyol. Messi sendiri hanya berhasil mencetak gol terhadap 17 tim di La Liga musim ini.
MANCHESTER – Gol Sergio Aguero di menit terakhir injury time berhasil mengantar Manchester City juara Premier League 2011/2012 secara sangat dramatis. City juara usai mengalahkan QPR 3-2.
Bertanding di Etihad Stadium pada Minggu (13/5/2012) malam WIB, fans City tampak begitu bersemangat mendukung kesebelasannya. Lapangan tampak dipenuhi oleh kertas-kertas yang dilemparkan oleh para pendukung tuan rumah.
Sejak kick off dimulai City langsung mengambil inisiatif permainan. Dimotori oleh David Silva, anak-anak asuh Roberto Mancini ini secara bergelombang terus membombardir pertahanan QPR.
Peluang pertama tuan rumah baru hadir di menit ke-16 saat tendangan Silva masih bisa ditangkap oleh kiper QPR Paddy Kenny. Strategi pelatih QPR Mark Hughes yang menempatkan hingga 10 pemain di kotak penalti sendiri membuat City kesulitan.
Para pemain Citizens juga tampak ingin buru-buru mencetak gol. Selain itu, Silva juga berkali-kali memaksakan diri hendak menerobos dua-tiga pemain QPR sendirian.
Kebuntuan akhirnya pecah pada menit ke-40. Tendangan Zabaleta di dalam kotak penalti QPR sebenarnya masih bisa ditahan oleh Kenny tapi bola tetap meluncur deras hingga akhirnya masuk ke dalam gawang. Gol!
City 1 QPR 0. Gol vital Zabaleta tadi menjadi satu-satunya gol yang tercipta di babak pertama. City pun kini diambang juara.
Namun, kejutan besar terjadi di babak kedua. QPR berhasil menyamakan kedudukan memanfaatkan blunder Joleon Lescott.
Pada menit ke-48, Djibril Cisse berhasil menjebol gawang City. Tendangannya memanfaatkan sundulan tak sempurna Lescott berhasil menjebol gawang Joe Hart. Gol!
City 1 QPR 1. Pada menit ke-54, QPR terpaksa bermain dengan 10 orang setelah Joey Barton dikartu merah wasit akibat melanggar Carlos Tevez. Sebelum meninggalkan lapangan, gelandang kontroversial tersebut sempat menendang kaki Sergio Aguero.
12 menit kemudian, QPR yang hanya bermain dengan 10 orang secara luar biasa berhasil unggul. Overlaping pemain pengganti Armand Traore di sisi kanan pertahanan City berhasil diselesaikan Jamie Mackie yang tak terkawal lewat sundulannya. Gol!
City 1 QPR 2. Gelar juara yang sudah ada di depan mata City terancam lepas. Mancini pun bereaksi dengan memasukkan dua penyerang tambahan, Edin Dzeko dan Mario Balotelli, sehingga Citizens kini bermain dengan empat orang striker pada 15 menit terakhir.
Namun, upaya City selalu mentok karena penampilan brilian Paddy Kenny. Kenny berkali-kali mementahkan upaya para penyerang City.
Di saat gelar juara tampaknya sudah lepas, mukjizat itu hadir pada menit ke-90 dan menit ke-94. Pada menit ke-90, sundulan Edin Dzeko berhasil menyundul masuk bola memanfaatkan sepak pojok David Silva. Gol!
City 2 QPR 2. Para pemain City kembali yakin bisa meraih gelar. Waktu tambahan lima menit pun menjadi asa terakhir mencetak gol penentu kemenangan.
Benar saja, pada menit ke-94, Sergio Aguero secara fantastis berhasil menceploskan bola lewat tendangan dari tiang dekat. Gol!
City 3 QPR 2. Seisi Etihad Stadium pun meledak dalam kegembiraan. Seluruh pemain City mengerubungi Aguero. Mancini pun merayakannya bersama seluruh staf The Citizens. Manchester City akhirnya keluar sebagai juara Premier League 2011/2012 dengan cara yang tidak bisa lebih dramatis dari ini.
Bertanding di Etihad Stadium pada Minggu (13/5/2012) malam WIB, fans City tampak begitu bersemangat mendukung kesebelasannya. Lapangan tampak dipenuhi oleh kertas-kertas yang dilemparkan oleh para pendukung tuan rumah.
Sejak kick off dimulai City langsung mengambil inisiatif permainan. Dimotori oleh David Silva, anak-anak asuh Roberto Mancini ini secara bergelombang terus membombardir pertahanan QPR.
Peluang pertama tuan rumah baru hadir di menit ke-16 saat tendangan Silva masih bisa ditangkap oleh kiper QPR Paddy Kenny. Strategi pelatih QPR Mark Hughes yang menempatkan hingga 10 pemain di kotak penalti sendiri membuat City kesulitan.
Para pemain Citizens juga tampak ingin buru-buru mencetak gol. Selain itu, Silva juga berkali-kali memaksakan diri hendak menerobos dua-tiga pemain QPR sendirian.
Kebuntuan akhirnya pecah pada menit ke-40. Tendangan Zabaleta di dalam kotak penalti QPR sebenarnya masih bisa ditahan oleh Kenny tapi bola tetap meluncur deras hingga akhirnya masuk ke dalam gawang. Gol!
City 1 QPR 0. Gol vital Zabaleta tadi menjadi satu-satunya gol yang tercipta di babak pertama. City pun kini diambang juara.
Namun, kejutan besar terjadi di babak kedua. QPR berhasil menyamakan kedudukan memanfaatkan blunder Joleon Lescott.
Pada menit ke-48, Djibril Cisse berhasil menjebol gawang City. Tendangannya memanfaatkan sundulan tak sempurna Lescott berhasil menjebol gawang Joe Hart. Gol!
City 1 QPR 1. Pada menit ke-54, QPR terpaksa bermain dengan 10 orang setelah Joey Barton dikartu merah wasit akibat melanggar Carlos Tevez. Sebelum meninggalkan lapangan, gelandang kontroversial tersebut sempat menendang kaki Sergio Aguero.
12 menit kemudian, QPR yang hanya bermain dengan 10 orang secara luar biasa berhasil unggul. Overlaping pemain pengganti Armand Traore di sisi kanan pertahanan City berhasil diselesaikan Jamie Mackie yang tak terkawal lewat sundulannya. Gol!
City 1 QPR 2. Gelar juara yang sudah ada di depan mata City terancam lepas. Mancini pun bereaksi dengan memasukkan dua penyerang tambahan, Edin Dzeko dan Mario Balotelli, sehingga Citizens kini bermain dengan empat orang striker pada 15 menit terakhir.
Namun, upaya City selalu mentok karena penampilan brilian Paddy Kenny. Kenny berkali-kali mementahkan upaya para penyerang City.
Di saat gelar juara tampaknya sudah lepas, mukjizat itu hadir pada menit ke-90 dan menit ke-94. Pada menit ke-90, sundulan Edin Dzeko berhasil menyundul masuk bola memanfaatkan sepak pojok David Silva. Gol!
City 2 QPR 2. Para pemain City kembali yakin bisa meraih gelar. Waktu tambahan lima menit pun menjadi asa terakhir mencetak gol penentu kemenangan.
Benar saja, pada menit ke-94, Sergio Aguero secara fantastis berhasil menceploskan bola lewat tendangan dari tiang dekat. Gol!
City 3 QPR 2. Seisi Etihad Stadium pun meledak dalam kegembiraan. Seluruh pemain City mengerubungi Aguero. Mancini pun merayakannya bersama seluruh staf The Citizens. Manchester City akhirnya keluar sebagai juara Premier League 2011/2012 dengan cara yang tidak bisa lebih dramatis dari ini.
TURIN - Tak seperti kompetisi Premier League di mana
juaranya harus ditentukan di pertandingan terakhir, kompetisi Serie A
sudah menemukan peraih mahkota scudetto sepekan sebelum laga Pamungkas,
malam tadi.
Juventus menandai era kebangkitan mereka pasca-terjerat skandal Calciopoli 2006 lalu, dengan menyabet titel scudetto musim ini. Si Nyonya Tua mengalahkan sang juara bertahan AC Milan yang harus puas sebagai runner-up.
Memulai kompetisi musim 2011-2012, publik Serie A disuguhkan dengan pemandangan menarik di papan atas, di mana Milan, Juve serta Udinese silih berganti menduduki capolista.
Barulah memasuki pertengahan musim, Udinese mulai mengibarkan bendera putih (tanda menyerah) dan membiarkan Milan dan Juve bertarung sengit memburu trofi juara.
Sementara itu, klub langganan juara lainnya, Inter Milan justru mengalami periode sulit sejak awal musim. Mengawali langkah dengan pelatih Gian Piero Gasperini, Inter justru terpuruk.
Ketidakcocokan strategi yang diusungnya (3-4-3) terhadap para pemain, membuatnya Inter terbenam di papan bawah. Gasperini pun hanya bertahan sekira tiga bulan (Juni-September), menyusul hanya satu kemenangan yang diberikannya dalam delapan pertandingan (di semua ajang).
Khusus di pentas Serie A, pelatih yang direkrut dari Genoa gagal memberikan kemenangan di tiga pertandingan pertama. Kekalahan 1-3 dari klub promosi Novara akhirnya membuat pemilik klub Massimo Moratti kehabisan kesabaran dan memecatnya. Moratti lalu menunjuk Claudio Ranieri sebagai pengganti.
Di tangan The Tinkerman, Inter mulai kembali ke habitatnya sebagai tim kuat. Perlahan tapi pasti, mantan pelatih Chelsea, Valencia dan AS Roma membawa Inter merangkak naik ke papan atas. Namun, jelang kompetisi berakhir Ranieri dipecat karena gagal memberikan performa konsisten dan digantikan pelatih tim primavera Inter, Andrea Stramnaccioni.
Kembali ke perburuan scudetto, pertarungan antara Milan dan Juve kian memanas memasuki pekan krusial, tiga bulan sebelum kompetisi berakhir. Bentrok kedua tim di San Siro, Februari lalu pada giornata ke-30, pun diprediksi bakal jadi pertaruhan scudetto.
Milan (51) yang saat itu memimpin klasemen dengan keunggulan satu poin, wajib meraih kemenangan untuk tetap berada di atas, karena Juve (50) punya simpanan satu pertandingan yang belum dimainkan.
Namun, Milan gagal memanfaatkan peluang itu. Laga di San Siro berakhir 1-1. Namun laga ini menyisakan kontroversi besar. Para punggawa Milan merasa kemenangan mereka dirampas karena sundulan Sulley Muntari yang jelas-jelas telah melewati garis gawang, tidak disahkan wasit.
Terlepas dari insiden tersebut, Milan merespons dengan baik. Empat pertandingan selanjutnya dilahap I Rossoneri dengan kemenangan. Sementara Juve meraih tiga hasil imbang (dari empat laga). Alhasil, Milan kembali memuncaki klasemen dengan keunggulan 7 poin.
Namun, setelah itu Milan mulai ‘kehabisan bahan bakar’ karena harus membagi fokus di Liga dan Liga Champions. Puncaknya, usai disingkirkan Barcelona di perempat final, Milan hanya meraih satu kemenangan di empat pertandingan (imbang melawan Catania & Bologna serta kalah lawan Fiorentina). Sementara di lain kubu, Juve terus menunjukkan geliatnya dengan menyapu bersih empat laga dengan kemenangan.
Pasukan Antonio Conte pun sukses mengkudeta posisi Milan dengan keunggulan tiga poin di lima laga terakhir. Pertarungan sempat kembali memanas ketika Juve terpeleset saat laga melawan Lecce di giornata ke-36.
Blunder kiper Gianluigi Buffon membuyarkan kemenangan I Bianconeri sekaligus membuat keunggulan menjadi hanya satu poin (di pertandingan lain Milan menang atas Atalanta) di dua pertandingan sisa.
Upaya Milan akhirnya pupus di giornata ke-37. Adalah saudara sekota, Inter Milan yang memastikan Milan kehilangan gelar juara, setelah meraih kemenangan 2-4 pada laga derby della Madoninna. Juve yang pada saat bersamaan menang 2-0 atas Cagliari pun berpesta merayakan scudetto karena keunggulan 4 poin tak mungkin terkejar di satu pertandingan sisa. Ada polemik mengiringi sukses Juve kali ini. Scudetto ke-28 atau 30? Anda pasti punya jawaban masing-masing.
Dengan hasil tersebut, otomatis giornata pamungkas pun hanya jadi ajang perpisahan bagi pemain Milan maupun Juve. Bagi Juve, kemenangan 3-1 atas Atalanta menyempurnakan gelar scudetto mereka dengan status tak terkalahkan selama satu musim atau menyamai torehan Milan pada 1991-1992.
Selain mencatat rekor sempurna, kemenangan ini menjadi laga perpisahan bagi sang ikon Alessandro Del Piero yang kontraknya dikabarkan tidak diperpanjang. Hebatnya, Ale mengakhiri pengabdiannya 19 tahun bersama Juve dengan menyumbang satu gol.
Juventus menandai era kebangkitan mereka pasca-terjerat skandal Calciopoli 2006 lalu, dengan menyabet titel scudetto musim ini. Si Nyonya Tua mengalahkan sang juara bertahan AC Milan yang harus puas sebagai runner-up.
Memulai kompetisi musim 2011-2012, publik Serie A disuguhkan dengan pemandangan menarik di papan atas, di mana Milan, Juve serta Udinese silih berganti menduduki capolista.
Barulah memasuki pertengahan musim, Udinese mulai mengibarkan bendera putih (tanda menyerah) dan membiarkan Milan dan Juve bertarung sengit memburu trofi juara.
Sementara itu, klub langganan juara lainnya, Inter Milan justru mengalami periode sulit sejak awal musim. Mengawali langkah dengan pelatih Gian Piero Gasperini, Inter justru terpuruk.
Ketidakcocokan strategi yang diusungnya (3-4-3) terhadap para pemain, membuatnya Inter terbenam di papan bawah. Gasperini pun hanya bertahan sekira tiga bulan (Juni-September), menyusul hanya satu kemenangan yang diberikannya dalam delapan pertandingan (di semua ajang).
Khusus di pentas Serie A, pelatih yang direkrut dari Genoa gagal memberikan kemenangan di tiga pertandingan pertama. Kekalahan 1-3 dari klub promosi Novara akhirnya membuat pemilik klub Massimo Moratti kehabisan kesabaran dan memecatnya. Moratti lalu menunjuk Claudio Ranieri sebagai pengganti.
Di tangan The Tinkerman, Inter mulai kembali ke habitatnya sebagai tim kuat. Perlahan tapi pasti, mantan pelatih Chelsea, Valencia dan AS Roma membawa Inter merangkak naik ke papan atas. Namun, jelang kompetisi berakhir Ranieri dipecat karena gagal memberikan performa konsisten dan digantikan pelatih tim primavera Inter, Andrea Stramnaccioni.
Kembali ke perburuan scudetto, pertarungan antara Milan dan Juve kian memanas memasuki pekan krusial, tiga bulan sebelum kompetisi berakhir. Bentrok kedua tim di San Siro, Februari lalu pada giornata ke-30, pun diprediksi bakal jadi pertaruhan scudetto.
Milan (51) yang saat itu memimpin klasemen dengan keunggulan satu poin, wajib meraih kemenangan untuk tetap berada di atas, karena Juve (50) punya simpanan satu pertandingan yang belum dimainkan.
Namun, Milan gagal memanfaatkan peluang itu. Laga di San Siro berakhir 1-1. Namun laga ini menyisakan kontroversi besar. Para punggawa Milan merasa kemenangan mereka dirampas karena sundulan Sulley Muntari yang jelas-jelas telah melewati garis gawang, tidak disahkan wasit.
Terlepas dari insiden tersebut, Milan merespons dengan baik. Empat pertandingan selanjutnya dilahap I Rossoneri dengan kemenangan. Sementara Juve meraih tiga hasil imbang (dari empat laga). Alhasil, Milan kembali memuncaki klasemen dengan keunggulan 7 poin.
Namun, setelah itu Milan mulai ‘kehabisan bahan bakar’ karena harus membagi fokus di Liga dan Liga Champions. Puncaknya, usai disingkirkan Barcelona di perempat final, Milan hanya meraih satu kemenangan di empat pertandingan (imbang melawan Catania & Bologna serta kalah lawan Fiorentina). Sementara di lain kubu, Juve terus menunjukkan geliatnya dengan menyapu bersih empat laga dengan kemenangan.
Pasukan Antonio Conte pun sukses mengkudeta posisi Milan dengan keunggulan tiga poin di lima laga terakhir. Pertarungan sempat kembali memanas ketika Juve terpeleset saat laga melawan Lecce di giornata ke-36.
Blunder kiper Gianluigi Buffon membuyarkan kemenangan I Bianconeri sekaligus membuat keunggulan menjadi hanya satu poin (di pertandingan lain Milan menang atas Atalanta) di dua pertandingan sisa.
Upaya Milan akhirnya pupus di giornata ke-37. Adalah saudara sekota, Inter Milan yang memastikan Milan kehilangan gelar juara, setelah meraih kemenangan 2-4 pada laga derby della Madoninna. Juve yang pada saat bersamaan menang 2-0 atas Cagliari pun berpesta merayakan scudetto karena keunggulan 4 poin tak mungkin terkejar di satu pertandingan sisa. Ada polemik mengiringi sukses Juve kali ini. Scudetto ke-28 atau 30? Anda pasti punya jawaban masing-masing.
Dengan hasil tersebut, otomatis giornata pamungkas pun hanya jadi ajang perpisahan bagi pemain Milan maupun Juve. Bagi Juve, kemenangan 3-1 atas Atalanta menyempurnakan gelar scudetto mereka dengan status tak terkalahkan selama satu musim atau menyamai torehan Milan pada 1991-1992.
Selain mencatat rekor sempurna, kemenangan ini menjadi laga perpisahan bagi sang ikon Alessandro Del Piero yang kontraknya dikabarkan tidak diperpanjang. Hebatnya, Ale mengakhiri pengabdiannya 19 tahun bersama Juve dengan menyumbang satu gol.
www.okezone.com
0 komentar:
Posting Komentar