Suatu hari saya naik angkutan kota (angkot) dari Darmaga menuju Terminal Baranangsiang, Bogor. Pengemudi angkot itu seorang anak muda. Di dalam angkot duduk tujuh penumpang, termasuk saya. Masih ada lima kursi yang belum terisi.
Di tengah jalan, angkot-angkot saling menyalip untuk berebut penumpang. Tapi ada pemandangan yang sedikit janggal. Di depan angkot yang kami tumpangi, ada seorang ibu dan tiga orang anaknya berdiri di tepi jalan. Tiap ada angkot yang berhenti di hadapannya, dari jauh kami bisa melihat si ibu bicara kepada supir angkot, lalu angkotnya melaju kembali. Kejadian ini terulang beberapa kali.