Senin, 18 Maret 2013

TERNYATA, MASIH BANYAK ORANG BAIK



Suatu hari saya naik angkutan kota (angkot) dari Darmaga menuju Terminal Baranangsiang, Bogor. Pengemudi angkot itu seorang anak muda. Di dalam angkot duduk tujuh penumpang, termasuk saya. Masih ada lima kursi yang belum terisi.

Di tengah jalan, angkot-angkot saling menyalip untuk berebut penumpang. Tapi ada pemandangan yang sedikit janggal. Di depan angkot yang kami tumpangi, ada seorang ibu dan tiga orang anaknya berdiri di tepi jalan. Tiap ada angkot yang berhenti di hadapannya, dari jauh kami bisa melihat si ibu bicara kepada supir angkot, lalu angkotnya melaju kembali. Kejadian ini terulang beberapa kali.

ALASAN YANG KUAT



Pasar malam dibuka di sebuah kota. Seluruh penduduk menyambutnya dengan gembira. Ada berbagai macam permainan, stan makanan, dan sirkus. Tetapi kali ini yang paling istimewa adalah atraksi Manusia Kuat. Setiap malam, ratusan orang menonton pertunjukannya. Ia bisa melengkungkan baja hanya dengan tangan telanjang, ia bisa menghancurkan beberapa batu bata tebal dengan tinjunya, ia mengalahkan banyak pria di kota itu dalam lomba panco. Tapi untuk menutup pertunjukannya ia hanya memeras sebuah jeruk dengan genggamannya. Ia memeras terus hingga tetes terakhir air jeruk itu terperas.

MENIKMATI HIDUP



Seorang dosen memberikan kuliah tentang manajemen stres. Ia mengangkat sebuah gelas berisikan air dan bertanya pada mahasiswanya, ”Menurut kalian, berapa berat air dalam gelas ini?”

Setiap mahasiswa menyebutkan angka yang berbeda-beda.


Lalu sang dosen berkata lagi, ”Berapa berat yang pasti tidaklah penting. Karena hal itu bergantung pada berapa lama kita memegangnya. Jika saya memegangnya selama semenit, tidak masalah. Kalau saya memegangnya selama satu jam, lengan kanan saya akan kram. Dan jika saya memegangnya seharian, mungkin kita harus dibawa ke rumah sakit. Padahal beratnya sama saja, tapi semakin lama kita memegangnya, gelas air itu akan terasa semakin berat.

NILAI KELULUSAN



Alkisah, di suatu sore hari di sebuah perguruan kungfu, tampak seorang murid yang masih muda berlutut di hadapan sang guru untuk melakukan uji terakhir sebelum turun gunung. Pelajaran kehidupan, latihan keras, dan disiplin tinggi yang telah dijalaninya selama ini akhirnya mampu diselesaikan dengan baik.

“Muridku, sebelum diizinkan untuk turun gunung, kamu harus lulus satu ujian lagi,” kata sang guru besar.


“Saya siap Guru,” jawab si murid yang menduga harus menjalani satu ronde adu tanding bela diri lagi.

NYALA SEBUAH LILIN



Di sebuah kerajaan, raja mempunyai dua orang putra yang beranjak menjadi dewasa. Mereka berdua sama pandainya dan baik hati. Melihat karakter dan kemampuan kedua putra mahkota, rakyat merasa lega dan berbahagia karena kelak, apabila raja turun dari tahta,  siapapun di antara kedua putra mahkota, pasti akan mampu memimpin kerajaan dengan baik dan bijak.

Akhirnya tiba waktunya, raja harus menentukan pilihan, siapa penerus tahta di antara  dua anak tersebut. Setelah memikirkan cukup lama, maka suatu hari dipanggillah keduanya untuk menghadap raja.

JANGKRIK DAN BURUNG



Alkisah, seekor jangkrik muda keluar dari liang rumahnya di tengah hutan. Ia mendengar nyanyian yang merdu. Maka ia pun segera mencari sumber suara tersebut. Lalu dilihatnya seekor burung sedang berkicau di atas dahan pohon.

Jangkrik muda pun bertanya, “Hai, engkau siapa? Mengapa bisa menyanyi demikian merdu?”
Si burung menjawab, “Hai juga. Aku Nuri. Aku tidak tahu mengapa bisa menyanyi merdu. Tapi yang pasti, sejak kecil aku memang sudah seperti ini.”

SAHABAT BLOG

Free Guitar Flash Cursors at www.totallyfreecursors.com